Chapter 2 Angkasa


2
Fitri

Seperti kubilang diawal. Gita memang cantik, tapi ada seseorang yang lebih cantik dari dia dan kurasa kata perfect lebih tepat untuk menjelaskannya. Namanya Fitri.

Satu hal yang benar-benar membuatku geram adalah aku tidak pernah bisa benar-benar mengingat rupa Fitri di otakku, jadi itulah sebabnya aku selalu berusaha melihatnya sebanyak mungkin ketika aku bisa. Seperti pagi ini di kantin

Sebelumnya biar ku kenalkan dahulu teman-temanku

Di kantin aku duduk dengan ketiga sahabatku, Wahyu anak olimpiade matematika dan ahli pemograman computer namun jangan kira dia lugu dan pendiam justru dialah yang selalu buat kami tertawa dengan leluconnya, Farhan pemegang kunci kemenangan 2 tahun berturut-turut debat bahasa inggris tingkat nasional, jangan coba debat dengan dia dan yang terakhir agung dan dialah yang paling keren dari kami semua, ketua osis sekaligus kapten basket, jadi jangan heran kalau banyak banget fansnya walaupun dianya gak terlalu peduli. Kami berempat duduk di warung nasi goreng , tempat yang paling banyak anak laki-lakinya dan tempat yang paling banyak anak ceweknya yang warung somai dan disitulah gita dan teman-temannya selalu jajan dan di warung itu juga anak cewek kelas kami nongkrong termasuk fitri.

Aku, farhan, wahyu dan agung sebenarnya punya banyak sekali perbedaan tapi kami sama-sama setuju kalau masa remaja harus diisi dengan belajar dan berfikir untuk masa depan. Dan mungkin karena itulah yang membuat kami selalu kompak.

“Eh gung, nasi gorengnya kok asin banget ya?” Wahyu membuka pembicaraan ketika kami sudah duduk di bangku kantin menikmati nasi goreng.
“Mana mungkin, punya ku enak kok!!”
“Coba kamu rasa punyaku gung!”
“Mana ada, enak kok sama kayak punyaku”
“Oh, berarti lidahku yang salah!!”
“Eh, mana telurku, ada yang ambil nih!” Agung gelagapan karena telurnya hilang disaat dia sedang sibuk merasakan nasi agung.
“Sama kamu kan han?”
“Mana ada aku ambil, aku udah ada dua!!”
“Hah, mana mungkin kamu bisa punya dua, pasti punyaku itu, balikin!!”
“Eh enak aja, aku minta dua tadi sama bik yem, Tanya aja sana sama bikyem!”
Dan sialnya agung ternyata bikyem juga sekongkol sama mereka
“Iya, tadi farhan minta dua telurnya”
“Hah, gak percaya, bik yem bohong, balikin han”

Dan yeah, seperti itulah kami. Walaupun kami sibuk belajar dan belajar tapi kami tetap punya waktu untuk bercanda –dalangnya selalu wahyu dan farhan- walaupun Cuma 30 menit saat jam istirahat.

Tapi kali ini aku tidak tertarik dengan lelucon mereka. Mataku hanya terfokus ke satu arah “Warung Somai”.

Tapi tunggu dulu, tiba-tiba ada SMS:
Kulihat layar handphone. GITA.

“Eehm, aku tahu aku memang cantik tapi jangan gitu banget liat akunya dong”

“Hah!” batinku
Dan aku balas secepat aku bisa:
“Ih, gak usah GR”
“Terus ngapain liat-liat aku kayak gitu?” Dibalas lagi dengan gita
“Siapa jugak yang lihat kamu!!!!!!!!!” Aku kasih tanda seru yang banyak banget
Terus akhirnya dia sadar, aku bukannya lihat dia tapi wanita tepat dibelakangnya”Fitri”.

“Ooooooh” Dia bales lagi dengan memberi o yang banyak banget
“Ternyata dia!!”SMSnya masuk lagi sedetik kemudian
“Aku bilangin ya! Kamu stalking dia” Masuk lagi SMSnya
“Jangan!!”
“Aku bilang ah”
“Berani kamu bilang, berarti kamu belajar sendiri nanti sore!”
“Ooh, tenang-tenang, oke!”

Dan bel pun berbunyi

***

Setelah menyelesaikan dua pelajaran setelah istirahat akhirnya pulang juga dan Hari ini aku pulang lagi dengan gita dan mobilnya
“Kamu kenapa senyum-senyum? Apa karena udah berhasil jadiin aku supir pribadi?”
“Hahaha, bukan”
“Jadi kenapa?”
“ Akhirnya aku berhasil balas dendam ke Dina hari ini”
“Hahaha, kamu apain dia” Aku yakin ini pasti seru
“Oke..oke, sebenarnya bukan hari ini, tapi kemarin Cuma aku baru tahu kalau itu berhasil tadi” kata gita

Dan seperti inilah ceritanya
Hahahahah(aku ketawa dulu ya sebelum nulis karena kalau nanti ketawanya bisa-bisa gak kelar ni bab 2)
Kemarin setelah gita 2 jam di suruh berdiri kaki sebelah dengan pak sofian, dia ngebalas dina dengan menempelkan kertas di belakang tasnya, tulisannya seperti ini:

Aku sedang cari pacar
0823 1010 XXXX
Salamnya: Aku cinta kamu

Dan dina itu rumahnya gak jauh-jauh amat dari sekolah jadi dia jalan kaki pergi dan pulang, dan bisa dibayangkan berapa banyak orang yang nyatet nomornya di sepanjang jalan

Dan jadilah dina ditelphone siang malam sama orang yang berganti ganti, dengan kata pertama
“Aku cinta kamu” dari penelpon, dan dibalas dengan dina
“Nenek lo peang, Aku cinta kamu”

5 menit kemudian
“Aku cinta kamu” lagi ada yang nelpon
“Gak usah lucu lo ya!!”
“Kok galak amet neng?, katanya lagi nyari pacar, aku mau kok jadi pacar kamu”
“ Ih”

Dan seperti itulah terus-terus sepanjang sore dan malam dan akhirnya dia terpaksa ganti kartu, padahal itu kartu penting banget. 

Dan kocaknya lagi sampai tadi pagi dia gak tahu kalau ada kertas yang lengket di belakang tasnya yang bertulis nomer hpnya(karena dia gak pernah merhatiin tas lagian buku-bukunya ditinggal di laci kelas semua) dan ketahuan waktu mereka ulangan dadakan di jam selesai istirahat dan disuruh taruh tas di depan kelas.

“Aku sedang cari pacar, 0823 1010 XXXX, Salamnya: Aku cinta kamu” tulisannya dibaca sama bu ina guru fisika dan pastinya seluruh kelas tertawa
“Tas siapa itu” Tanya bu ina
“Tas Dina bu” Dijawab dengan Gita dengan semangat
“Udah dapet pacarnya Dina?” kembali kelas penuh dengan tawa bahkan bu ina jadi ikutan ketawa
“Oh pantesan banyak banget yang nelpon saya bu kemarin, sampe saya ganti kartu” Dengan polosnya di jawab dengan dina  dan kembali kelas penuh dengan tawa (udah pasti ketawa gita paling besar) dan mereka semua melupakan ulangannya.
Dan seperti itulah kejadiannya. Kali ini dina menjadi bahan tertawa gratis dan dendam gita terbalaskan

“Hahahah” Aku juga tertawa setelah mendengar cerita gita
“Oke kali kamu boleh tertawa sepanjang jalan Di” Kata gita dan dia pun kembali tertawa lagi

***

Dan lagi, hari ini dengan sekedip mata aku sudah berada di depan rumahku.
“Nanti jam 4 di belakang rumah kamu kan” Gita memastikan janji kami
“Iya” kubalas dan aku berjalan menuju halaman rumahku dengan senyum yang masih mengembang mengingat cerita gita tadi
“Huhu, yang senyum-senyum, pasti kakak udah pacaran dengan kak gita kan?”
Masih seperti kemari, lagi-lagi aku bertemu dengan adikku yang biangkerok ini.
“Dijawab dong kak, gimana tadi nembaknya, pake bunga ato pake coklat”

 Untuk menghadapi anak ini pura-pura gak dengar adalah langkah paling tepat, jadi tutup kuping dan secepatnya menuju kamar.

16.00… waktunya belajar

“Ngapain?”
“Gak, Pain pain”
“Ha..ha…”
“Kamu kok gitu sih?”
“Kenapa?”
“Seharusnya kamu yang nunggu!, bukan guru yang nunggu!”
“Ha..ha, sorry Di, tapi lagiankan kamu selalu duduk disini setiap sore jadi anggab aja kamu lagi nikmati sore”
“Eh, kok kamu tahu?, kamu kan gak pernah dirumah setiap sore?”
“Ya, emang!, tapi mama aku sering kali ngomel:
Kenapa sih Gita, kamu gitu setiap hari, keluyuran, sekolah terlambat, siang sore entah dimana, pulang malam, buat masalah lagi setiap hari!, Kenapsih kamu gak kayak anak tetangga kita tuh, didi, baik, pintar, gak ngelawan orang tua. Coba kamu lihat dia duduk dibelakang rumahnya setiap sore sambil denger lagu ato baca buku, gak kayak kamu keluyuran aja kerjanya!!” Dia persis niru mamanya saat lagi ngomel.

***
Oke biar ku jelaskan sedikit rumahku
Rumahku termasuk besar, tapi sebenarnya halaman belakang rumahkulah yang sangat besar –sebaliknya halaman depan sempit banget- halaman belakang banyak ditanam tanaman sayur-sayuran dengan ibuku dan Cuma ada satu pohon jambu yang lumayan rimbut di paling sudut, jadi halaman belakang ini bener lapang tanpa tanaman besar.

Disamping pohon jambu itu ada gubuk kecil. Gubuk kecil itulah tempat favoritku. Memang bener mamanya gita, aku selalu duduk disitu setiap sore, tapi yang lebih bener lagi aku duduk disitu setiap sore dan malam sehabis belajar.

Gubuk itu benar-benar berharga bagiku. Bahkan aku lebih nyaman dan senang di situ dari pada di kamarku sendiri. Di gubuk inilah aku bisa merasakan indahnya dunia. Angin sore yang selalu lembut menerpa wajah dan dihiasi dengan langin biru yang sangat indah ditemani dengan lagu edshereen serasa semuanya sempurna. Tapi sebenarnya ada satu hal yang lebih jauh hebat dari sekedar sore yaitu disaat malam hari. Disaat malam hari kamu bisa melihat bintang dengan jelas sekali dari gubuk ini, biru cerah, kadang berkedip-kedip seperti memanggilmu, ini adalah hal yang paling langka di ibukota yang bener-bener polusi cahaya dan rimbun dengan bangunan-bangunan pencakar langit.

Pernah sekali disaat langin sedang cerah sekali, tapi entah mengapa lampu diseluruh kota padam. Dan kau tahu apa?, aku seperti sedang berbaring di bawah mutiara-mutiara surga yang jumlahnya jutaan, biru cerah dan berserak serak tak karuan dan itu 100 kali lebih banyak, 100 kali lebih terang, 100 kali lebih indah dan 100 kali lebih wow dari biasanya. Tapi sayang itu hanya terjadi beberapa menit. Kemudian lampu kembali menyala dan kembalilah aku lagi di dunia ini yang kacau-balau.

Mulai malam itu aku bertekat akan menjadi astronot disuatu hari nanti. Dan aku mulai belajar seperti orang kegilaan agar aku bisa meraih mimpi itu.

Dan sore ini, tak beda aku kembali lagi duduk di gubuk ini seperti kemarin-kemarin sore yang lainnya. Namun kali ini aku duduk dengan gita.

***

Jadi mulailah kami belajar sore ini.
“Di pangkatnya diapanin?”
“kalo ada pangkat bisa ditaruh dibelakang logaritma!”
“Oh, ya”

Ngajarin gita harus benar-benar sabar, karena dia banyak sekali tertinggal pelajaran dari kelas satu.

“Git, kenapa sih kamu jagi berubah gini?” Aku Tanya saat kami sudah selesai belajar
“Berubah?”
“Ya, berubah jadi anak baik gini, gak kayak omelan mama kamu lagi?”
“Sebenarnya ini juga terpaksa Di, 2 hari yang lalu aku dipanggil ke kantor kepala sekolah dan Bu Ina –waka kurikulum sekolah kami- dan Pak nurdin –kepala sekolah- bilang aku bakal gak lulus karena nilai-nilai sekolah ku buruk banget, kebangetan malahan” Dia bicara sambil tertawa dan mengumpulkan bukunya kemudian lanjut lagi
“Jadi aku dikasi kesempatan buat aku perbaikan nilai dan sebisa mungkin dapat nilai yang cukup baik di 2 semester terakhir, biar layak lulus, ya gak ada pilihan selain tobat walaupun aku sebenarnnya males banget belajar” Dia sudah selesai mengumpulkan bukunya
“Oh.. ya, cewek yang tadi pagi gimana?” Wow tiba-tiba di balik pembicaraan kea rah ku
“Siapa?” Aku pura-pura lupa
“Yang tadi waktu jam istirahat, Eh siapa namanya, fit.. fitri” Dimulai menggoda ku
“Ya, emangnya kenapa?”
“Harus cepet tu, nanti kedulu diambil ambil orang”
“Ah, apan sih!”
“Alah kamu beraninya Cuma stalking doang, bilang dong!!, atau kamu mau aku bantu?”
“ Bantu gimana?”
“Ya bantu kamu PDKT”
“Eh”


Dan itulah permulaan berubahnya kehidupanku, beberapa hari kedepan dia akan bertranformasi dari membosankan menjadi seru dan berwarna….. 

Bersambung
kembali ke part awal

Komentar